Pendakian Gunung Tambora 19 – 21 Juli 2015

puncak gunung tambora



Pernah dengar nama Gunung Tambora?
Gunung Tambora terkenal karena merupakan gunung dengan kaldera terluas ke-2 di Indonesia setelah Danau Toba. Dari catatan sejarah dan peninggalan 3 kerajaan di sekitar gunung yang terkubur saat letusan besar Gunung Tambora, ketinggian gunung ini dulu mencapai 4000an mdpl. Ketika letusan besar terjadi, separuh badan gunung terlempar dan mengakibatkan kegelapan dan musim dingin berkepanjangan di benua Eropa kala itu.
Letusan besar itu terjadi 200 tahun sebelum 2015. Ya, tahun 2015 kami ke Tambora untuk memperingati 200 tahun great explotion of Tambora Mountain.
tepian kaldera dari tempat kami mendirikan camp, tepatnya 15 menit dari tempat camp kami
Kami berangkat dari Surabaya dan Jakarta. Rombongan kami sebagian besar turun di Mataram dan sebagian kecil turun di Bima. Tujuan kami berikutnya adalah Desa Oibura, desa terakhir sebelum pintu rimba.
Untuk mencapai Desa Oibura:

  • Bus jurusan Desa Pancasila dari Terminal Mandalika Mataram ada pukul 11.00 dan 1.00 pagi (Bus Safari , tarif variatif dari 175.000 sampai 225.000, tergantung negosiasi :p Turun di Lapangan Desa Pancasila atau Pasar Calabai .. atauu...
  • Bus Jurusan Bima / Dompu, turun di Cabang Bango, lalu lanjut bus kecil ke Lapangan Desa Pancasila
  • Untuk perjalanan dari Bima, bisa carter mobil, 500 - 800ribu/hari, tergantung negosiasi ..atau.. naik Bus jurusan Mataram lalu turun di Cabang Bango
  • dari Pasar Calabai lanjut bus kecil ke Lapangan Desa Pancasila, tarif 25.000
  • dari Lapangan Desa Pancasila bisa carter pick up atau Truck. Kalau truck, kami biasanya hubungi Om Rusdin 0853 3870 1921
  • Turun di Desa Oibura untuk menghemat waktu perjalanan 1jam (dibandingkan pendakian dari desa Pancasila)


Perjalanan naik:
  • Dari Desa Oibura kita harus berjalan lewat jalan makadam desa sampai ke Pintu Rimba. Banyak percabangan di sini, saat naik pagi atau siang hari mungkin masih tidak masalah karena masih bisa bertanya kepada penduduk yang kita jumpai, tapi kalau malam resiko nyasar nya lebih besar :D Pintu Rimba ini masih berupa kebun warga. Kalau mau hemat energi, bisa naik ojek, tapi tanya dahulu saja ongkosnya, karena aku juga tidak tahu, wkwkwk...
  • Pos 0 – pos 1      : 2jam à ada pipa air dari sumber
pos 1
  • Pos 1 – pos 2      : 2jam à ada sungai kecil, dilewati saat akan melanjutkan ke pos 3

  • Pos 2 – pos 3      : 1jam 45menit, lalu camp malam 1 à ada sumber air 30 menit dari pos. Sumber air bersih terakhir.
pos 3
  • Pos 3 – pos 4      : 1 jam, break sebentar menunggu Rm. Ari. Banyak jelatang dan pos 4 sendiri merupakan ladang jelatang, maka tidak disarankan untuk mendirikan camp di sini. à tidak ada sumber air.
  • Pos 4 full ladang jelatang
pos 5
  • Pos 4 – pos 5      : 1 jam, break makan siang ringan. Dancuk Sabas datang à ada tetesan air, resapan dari batu atau sisa kubangan babi hutan, air warna kuning.
  • Pos 5 – cemara tunggal                  : 1 jam
  • Cemara tunggal – balik batu          : 2 jam
perjalanan dari cemara tunggal ke balik batu
  • Balik batu – puncak                       : 2 jam
perjalanan summit
Oya, Puncak Tambora ini dingin sekali, bukan karena ketinggiannya tapi karena anginnya, saking dinginnya sampai Diar - teman kecil kami yang saat itu masih SD kelas 1- berlindung sambil meringkuk sampai tertidur di balik tugu patok Tambora. Angin dari lembah ke puncak saat subuh sangat kencang, lebih kencang daripada angin yang menerpa kita saat summit Rinjani. Jadi, siapkan jaket tebal anti badai :D

Perjalanan turun:
  • Puncak - balik batu                          : 1 jam
  • Balik batu – cemara tunggal         : 30 menit
  • Cemara tunggal – pos 5                 : 1 jam 10 menit
  • Pos 5 – pos 4      : 30 menit
  • Pos 4 – pos 3      : 45 menit, break, para porter makan.
  • Pos 3 – pos 2      : 1 jam 20 menit. Break makan siang mie dan logistic yang tersisa.
  • Pos 2 – pos 1      : 1 jam 15 menit
  • Pos 1 – pos 0      : 1 jam 40 menit
  • Pos 0 – rumah om Don  : 15 menit

Comments