Jenuh


https://ervakurniawan.files.wordpress.com/2013/01/jenuh.jpg?w=300
https://ervakurniawan.files.wordpress.com/2013/01/jenuh.jpg?w=300

Sekarang, aku terngiang-ngiang lagi lirik lama ini. Mikir, hahahaa...

"Meski begitu indah, ku masih tetap saja.. jenuhh..."

ini petikan lirik sebuah lagu yang dipopulerkan oleh penyanyi Indonesia, Rio Febrian. Lagunya easy listening dan ear catching, sebentar aja dengar sudah terngiang-ngiang.

Sudah lama nggak nulis blog yang isinya mikir dikit, atau ber-opini-lah. Akhir-akhir ini cuma posting catatan perjalanan aja, nggak pake rasa dan emosi, cuma pakai logika dan bermodal catatan, terkuras sibuknya membagi waktu menekuni aktifitas setiap hari yang bejibunn... membuatku terjebak dalam rutinitas, aktifitas, organisasi, dan mulai kesulitan menghayati sebagai organisme, hahahaa.... Bahkan pikiran-pikiran liar yang seringkali pop-up di kepala harus seringkali terbenam kembali karena tidak terurus, lama-lama terkubur dengan pikiran liar lain, dan lebih banyak terkubur dengan detail kegiatan rutin yang harus ditekuni setiap hari.

Rutinitas, rutin dan tetap, setiap hari, dengan jadwal yang sama dan materi yang hampir sama, berulang-ulang. Melelahkan? Iya, secara fisik, sampai pengennya pijat aja :D Tapi terlebih melelahkan secara psikis.

Begini..
Kata-kata "meski begitu indah" itu cukup menggelitikku. Padahal begitu indah, tapi bisa saja bikin jenuh, mengherankan. Mengapa bisa seperti itu? Karena rutinitas? Karena sudah terlalu biasa? Padahal begitu indah. Hmmm....
Indah saja tidak cukup untuk membuat orang bertahan ternyata, ya? Bertahan untuk apa? Untuk menjalankan rutinitas, rutinitas yang harus digeluti setiap hari dan akhirnya menjadi kebiasaan, bukan begitu? Kebiasaan menjadi sebatas biasa, meskipun indah. So sad.. Lalu kalau indah saja tidak cukup, apa yang bisa membuat tetap bertahan?


Kesetiaan. Woww... what a word , dalemm.. Dan kesetiaan itu butuh komitmen, untuk mengikat. Tapi apa benar komitmen bisa mengikat kesetiaan? Nggak, gaess.. Buktinya banyak orang selingkuh, meskipun istri di rumah cantiknya minta ampun. Kesetiaan butuh kerelaan, dan niat. Duhh.. berat banget nih dua kata itu. Muter-muter aja apa nggak ya kira-kira cara berpikirku ini?

Mohon masukan deh, agan-agan sekalian. Hahahaaa....



Comments