Pergulatan dengan Tuhan

Dahulu kala, ketika Yakub mendirikan kemah dalam perjalanannya, sesesorang memasuki kemahnya ada malam hari dan bergulat dengannya hingga dini hari. Yakub melayani pergulatan itu, meski dia baru tahu yang dilawannya itu Tuahn sendiri. Paginya, dia tetap belum bisa dikalahkan; pergulatan itu baru berhenti setelah Tuhan setuju untuk memberkatinya.



Kadang-kadang kita perlu bergulat dengan Tuhan. Setiap orang pasti pernah mengalami tragedi dalam hidupnya; entah tragedi iitu berupa kehancuran kotanya, kematian anak laki-lakinya, tuduhan yang tidak terbuki, penyakit yang yang membuatnya lumpuh selama-lamanya. Pada saat itu berarti Tuhan menantangnya untuk mengkonfrontasi DIa dan menjawab pertanyaan-pertanyaanNya.



"Mengapa engkau mati-matian mempertahankan hidupmu yang begitu singkat dan penuh penderitaan? Apa arti perjuanganmu itu?"



Orang yg tidak tahu mesti menjawab apa atas pertanyaan ini akan menyerah, tetapi orang yang berusaha mencari makna hidupnya, dan merasa Tuhan telah bertindak tidak adil padanya, akan menantang takdirnya sendiri dengan berani. Pada saat itulah api dari langit akan turun menyambarnya - tapi bukan api yang membunuh, melainkan api yang meruntuhkan tembok-tembok lama dan menyingkapkan pada setiap manusia potensi-potensi yang sejati. Orang-orang pengecut tidak akan pernah membiarkan hati mereka dibakar api ini; mereka tidak ingin ada perubahan, mereka ingin segala sesuatunya tetap sama, sehingga mereka bisa terus hidup seperti biasa dan berpikir dalam pola yang biasa juga. Sementara itu, orang-orang pemberani membakar segala yang sudah lama dan meninggalkan segala-galanya - meski harus membayar mahal dengan menanggung penderitaan batin - termasuk Tuhan, dan meneruskan langkah ke depan.



"Orang pemberani selalu keras kepala."



Dan di atas sana Tuahan tersenyum puas, sebab inilah yang Dia kehendaki; DIa ingin setiap orang memkul sendiri tanggung jawab atas hidupnya. Sebab dalam analisis akhir nanti, bukankah Dia telah memberikan anugerah terbesar kepada anak-anakNya; kemampuan untuk memilih dan menentukan tindakan-tindakan mereka.



Hanya orang-orang yang memiliki api suci ini d hati mereka berani menantang Tuhan. Dan hanya mereka yang tahu jalan kembali menuju kasihNya, sebab mereka mengerti bahwa tragedi bukanlah hukuman, melainkan tantangan.





taken from:

The Fifth Mountain - Paulo Coelho - part 30
Comment · LikeUnlike · Share

Comments