Marilah kita melihat bagaimana menyikapi tentang merokok. Jadi pertanyaannya, apakah merokok berdosa, dengan pertimbangan bahwa Tubuh kita adalah Bait Allah.
Kita dapat melihat beberapa dasar pengajaran Katolik sebagai berikut:
Katekismus Gereja Katolik:
1. KGK, 2289 “Kehidupan dan kesehatan merupakan hal-hal yang bernilai, yang dipercayakan Tuhan kepada kita. Kita harus merawatnya dengan cara yang bijaksana dan bersama itu juga memperhatikan kebutuhan orang lain dan kesejahteraan umum.Perawatan kesehatan para warga menuntut bahwa masyarakat ikut membantu menciptakan situasi hidup, sehingga manusia
dapat mengembangkan diri dan menjadi matang: pangan dan sandang, perumahan, pelayanan kesehatan, pendidikan dasar, lapangan kerja, dan bantuan sosial.”
2. KGK, 2290: “Kebajikan penguasaan diri menjauhkan segala bentuk keterlaluan: tiap penggunaan makanan, minuman, rokok, dan obat-obatan yang berlebihan. Siapa yang dalam keadaan mabuk atau dengan kecepatan tinggi membahayakan keamanan orang lain dan keamanannya sendiri di jalan, di air, atau di udara, membuat dosa besar.”
Dari keterangan di atas kita dapat menyimpulkan bahwa:
1. Kita sebetulnya harus merawat tubuh kita, karena tubuh kita telah dikuduskan oleh Allah, dengan Yesus sendiri mengambil kodrat manusia yang terdiri dari tubuh dan jiwa, dan tubuh kita juga menjadi bait Allah (1 Kor 6:19-20). Namun merawat tubuh kita juga tidak boleh lebih tinggi derajatnya daripada memberikan perawatan kepada kehidupan rohani kita (KGK, 2289). Misalkan kita berolahraga setiap hari, namun tidak memperhatikan kehidupan doa kita maupun pelayanan.
2. KGK, 2290 menekankan akan pentingnya kebajikan penguasaan diri (the virtue of temperance) termasuk dalam merokok. Pertanyaanya, apakah merokok jadi berdosa? Saya tidak dapat mengecap semua orang yang merokok itu berdosa, karena merokok yang bersifat untuk rekreasi (dalam artian sekali-sekali) adalah tidak berdosa, namun kalau dilakukan dengan beberapa kondisi yang keluar dari jalur kebajikan penguasaan diri (the virtue of temperance), seperti:
Kita dapat melihat beberapa dasar pengajaran Katolik sebagai berikut:
Katekismus Gereja Katolik:
1. KGK, 2289 “Kehidupan dan kesehatan merupakan hal-hal yang bernilai, yang dipercayakan Tuhan kepada kita. Kita harus merawatnya dengan cara yang bijaksana dan bersama itu juga memperhatikan kebutuhan orang lain dan kesejahteraan umum.Perawatan kesehatan para warga menuntut bahwa masyarakat ikut membantu menciptakan situasi hidup, sehingga manusia
dapat mengembangkan diri dan menjadi matang: pangan dan sandang, perumahan, pelayanan kesehatan, pendidikan dasar, lapangan kerja, dan bantuan sosial.”
2. KGK, 2290: “Kebajikan penguasaan diri menjauhkan segala bentuk keterlaluan: tiap penggunaan makanan, minuman, rokok, dan obat-obatan yang berlebihan. Siapa yang dalam keadaan mabuk atau dengan kecepatan tinggi membahayakan keamanan orang lain dan keamanannya sendiri di jalan, di air, atau di udara, membuat dosa besar.”
Dari keterangan di atas kita dapat menyimpulkan bahwa:
1. Kita sebetulnya harus merawat tubuh kita, karena tubuh kita telah dikuduskan oleh Allah, dengan Yesus sendiri mengambil kodrat manusia yang terdiri dari tubuh dan jiwa, dan tubuh kita juga menjadi bait Allah (1 Kor 6:19-20). Namun merawat tubuh kita juga tidak boleh lebih tinggi derajatnya daripada memberikan perawatan kepada kehidupan rohani kita (KGK, 2289). Misalkan kita berolahraga setiap hari, namun tidak memperhatikan kehidupan doa kita maupun pelayanan.
2. KGK, 2290 menekankan akan pentingnya kebajikan penguasaan diri (the virtue of temperance) termasuk dalam merokok. Pertanyaanya, apakah merokok jadi berdosa? Saya tidak dapat mengecap semua orang yang merokok itu berdosa, karena merokok yang bersifat untuk rekreasi (dalam artian sekali-sekali) adalah tidak berdosa, namun kalau dilakukan dengan beberapa kondisi yang keluar dari jalur kebajikan penguasaan diri (the virtue of temperance), seperti:
1) Merokok yang berlebihan sehingga dapat menyebabkan ketagihan,
2) terlalu banyak merokok sehingga membahayakan kesehatan tubuh, dengan resiko kanker, jantung, dll. Apalagi dalam kasus seorang perempuan yang melahirkan, sehingga membahayakan kesehatan bayi yang dikandungnya;
3) Yang dilakukan di sekitar anak-anak, atau orang lain, sehingga menyebabkan orang lain menjadi terganggu, baik kesehatan maupun kenyamanan,
4) membeli rokok yang berlebihan, sehingga menghabiskan uang yang banyak yang seharusnya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
3. Hal ini mungkin masih dapat diperdebatkan, yang terpenting adalah orang harus menjalankan kebajikan penguasaan diri (temperance) dan kebijaksanaan (prudence). Kita jangan lupa juga, beberapa hal yang kelihatannya sepele, namun sebetulnya jelas-jelas berdosa, misalnya: pemakaian kontrasepsi, kebohongan kecil, kemalasan, dll. Atau beberapa hal yang mungkin mirip dengan kasus merokok: Bagaimana dengan menonton televisi, main video, game, internet yang berlebihan? rekreasi yang berlebihan: nonton bioskop, makan di restoran, makan yang menyebabkan kita sakit, misal: sakit kencing manis karena terlalu banyak gula, sakit lever karena terlalu banyak makan yang mempunyai kadar pengawet yang tinggi, dll. Kita tidak dapat mengatakan semua orang yang senang makan coklat berdosa, namun kalau terlalu berlebihan, maka dapat menjadikan orang tersebut sakit, dan ini yang salah.
4. Namun saya pribadi ingin menganjurkan, karena merokok mempunyai resiko membuat orang ketagihan, maka saya ingin menyarankan untuk tidak mencobanya sama sekali. Kalau orang perlu untuk rekreasi, maka dapat mencari rekreasi yang lain yang lebih berguna dan tidak membahayakan tubuh.
Semoga uraian di atas dapat menjawab pertanyaan Asmar. Mari kita bersama-sama berjuang untuk dapat mengendalikan diri kita dalam hal apapun sehingga kita dapat berjalan sesuai dengan perintah Tuhan. Yang terutama adalah kita berdoa dan menerima sakramen-sakramen, sehingga berkat Tuhan mengalir dan kita dikuatkan oleh Tuhan untuk dapat mengendalikan diri kita.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan
stefanus tay –
taken from: http://www.katolisitas.org
3. Hal ini mungkin masih dapat diperdebatkan, yang terpenting adalah orang harus menjalankan kebajikan penguasaan diri (temperance) dan kebijaksanaan (prudence). Kita jangan lupa juga, beberapa hal yang kelihatannya sepele, namun sebetulnya jelas-jelas berdosa, misalnya: pemakaian kontrasepsi, kebohongan kecil, kemalasan, dll. Atau beberapa hal yang mungkin mirip dengan kasus merokok: Bagaimana dengan menonton televisi, main video, game, internet yang berlebihan? rekreasi yang berlebihan: nonton bioskop, makan di restoran, makan yang menyebabkan kita sakit, misal: sakit kencing manis karena terlalu banyak gula, sakit lever karena terlalu banyak makan yang mempunyai kadar pengawet yang tinggi, dll. Kita tidak dapat mengatakan semua orang yang senang makan coklat berdosa, namun kalau terlalu berlebihan, maka dapat menjadikan orang tersebut sakit, dan ini yang salah.
4. Namun saya pribadi ingin menganjurkan, karena merokok mempunyai resiko membuat orang ketagihan, maka saya ingin menyarankan untuk tidak mencobanya sama sekali. Kalau orang perlu untuk rekreasi, maka dapat mencari rekreasi yang lain yang lebih berguna dan tidak membahayakan tubuh.
Semoga uraian di atas dapat menjawab pertanyaan Asmar. Mari kita bersama-sama berjuang untuk dapat mengendalikan diri kita dalam hal apapun sehingga kita dapat berjalan sesuai dengan perintah Tuhan. Yang terutama adalah kita berdoa dan menerima sakramen-sakramen, sehingga berkat Tuhan mengalir dan kita dikuatkan oleh Tuhan untuk dapat mengendalikan diri kita.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan
stefanus tay –
taken from: http://www.katolisitas.org
Comments
Post a Comment
Please enter ur comment here...-.~