kretek dan iman?


Abhisam DM, Ketua Komunitas Kretek Indonesia, dalam artikel Mencintai Kretek Sebagian dari Iman menyatakan demikian "...kretek itu tidak ada di AS, tidak ada di Eropa, atau negeri-negeri lain. Hanya ada di sini, khas Indonesia." (Mark Hanusz, penulis buku Kretek: The Culture and Heritage of Indonesia's Clove Cigarettes). Rokok umumnya berbahan baku utama tembakau. Tulisan ini juga yang kemudian, setelah membeberkan sekian banyak fakta, menawarkan ide supaya mencintai kretek “difatwakan” menjadi sebagian dari iman, untuk mengobarkan semangat jihad mempertahankan kemandirian bangsa dari rongrongan asing. (http://www.jangkar.org/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=511)
Ada juga tulisan yang membandingkan kasus rokok, dengan kasus kelapa sawit "Periode 1980an adalah kejatuhan minyak kelapa Indonesia yang sempat jaya di pasar internasional. Minyak sawit lalu masuk menggantikan. Penetrasi serupa gagal dilakukan oleh produsen minyak nabati lain dari Eropa dan Amerika. Kalah dalam persaingan, isu kesehatan diusung." (http://anginkemarin.multiply.com/journal?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal)
Tulisan-tulisan yang sempat membuat galau para pembaca, termasuk saya, yang notabene sedang berperang melawan asap rokok yang tidak kita hirup sendiri (baca: secondhand smoker) dan dihadapkan pada video besutan Vanguard yang nyata-nyata miris: http://www.youtube.com/watch?v=DiyWK3fzTpA

Dalam kegalauan ini, saya mencoba melihat sisi dan celah yang mungkin bisa kita pakai untuk mengambil sikap di tengah himpitan berbagai kepentingan dari para pembesar, sehingga pelanduk di tengah-tengah, seperti kita, tidak mati kebingungan. 

  1. Bolehlah, bila kita sebagai rakyat, bersikap nasionalis dan bela bangsa, tapi harus kita lihat apakah dengan merokok, khususnya rokok kretek, kita bisa menyelamatkan bangsa kita? Atau justru menjerumuskan bangsa kita dalam derita asuransi & biaya kesehatan yang tinggi sebagai akibat dari rokok. Mungkin Anda berpikir, apa salahnya dengan "jihad" yang saya lakukan? Tak masalah, bagi saya, selama "jihad" itu tak memaksa orang lain untuk ikut menanggung kerugian akibat "jihad" tersebut. Jika demikian, apa bedanya Anda dengan pelaku bom bunuh diri yang mengaku "jihad" juga tapi memaksa orang lain untuk mati bersamanya?
  2. Tembakau tak hanya ditanam dan menjadi hasil panen besar dari Indonesia. Lihat link: http://www.fotosearch.com/photos-images/tobacco-field.html. Jelas tampak bahwa ladang-ladang tembakau juga ada di Canada, America, Cuba, Spanyol, bahkan benua Eropa. Berikut daftar penghasil daun tembakau berdasarkan data 2005:         Top Tobacco Leaf Producing Nations (2005)
    1. China ... 2.64 million tonnes (39.6% of world total 6.7 million tonnes)
    2. India ... 0.64 million tonnes (9.6%)
    3. Brazil ... 0.55 million tonnes (8.3%)
    4. United States ...0.47 million tonnes (7%)
    5. European Union ... 0.31 million tonnes (4.6%)
    6. Turkey ... 0.23 million tonnes (3.5%)
    7. Zimbabwe ... 0.22 million tonnes (3.3%)
    8. Indonesia ... 0.14 million tonnes (2.2%)
    9. Malawi ... 0.12 million tonnes (1.8%)
    10. Russia ... 0.09 million tonnes (1.4%)
    Top Ten Tobacco Countries: China, India & Brazil Among Top Tobacco Nations | Suite101.com http://daniel-workman.suite101.com/top-ten-tobacco-countries-a8450#ixzz1m9Wo5k00
  3. Demikian pula dengan cengkeh - yang membedakan rokok kretek dengan rokok lain-, yang tak hanya ada di Indonesia, tapi juga ada di Madagascar, Zanzibar, India, Brazil, dan negara-negara lain (http://www.mccormick.com/Spices101/SpiceFieldReports/Cloves.aspx). Jadi, penyerangan terhadap rokok, di balik dalih perang bisnis, tentu juga akan berakibat buruk bukan hanya bagi Indonesia. 
  4. Kalau pun kita mau mengatakan bahwa sebagian besar tenaga kerja terserap dalam industri rokok: dari petani, pekerja pabrik, hingga tenaga-tenaga profesionalnya, bukankah kita juga masih bisa tetap mengusahakan produk selain rokok dari bahan baku tembakau dan cengkeh, sehingga banyak tenaga tersebut juga masih bisa tetap berkarya? some 77% of India's total tobacco output is used to make non-cigarette products such as tobacco pastes, chewing tobacco, dipping tobacco, snuff, snus, tobacco pasta (sometimes recommended as a treatment for wasphornetfire antscorpion, and bee stings), tobacco water (a traditional organic insecticide used in domestic gardening).  (http://en.wikipedia.org/wiki/Tobacco_products
  5. How about cloves? Sama saja. Justru kita sebagai penghasil cengkeh terbesar di dunia seharusnya gembira karena lebih banyak produk selain rokok kretek, yang bisa dihasilkan dari cengkeh."People use the oils, dried flower buds, leaves, and stems to make medicine.

    Clove is used for upset stomach and as an expectorant. Expectorants make it easier to cough up phlegm. Clove oil is used for diarrhea, hernia, and bad breath. Clove and clove oil are used for intestinal gas, nausea, and vomiting.

    Clove is applied directly to the gums (used topically) for toothache, for pain control during dental work, and for a complication of tooth extraction called “dry socket.” It is also applied to the skin as a counterirritant for pain and for mouth and throat inflammation. In combination with other ingredients, clove is also applied to the skin as part of a multi-ingredient product used to keep men from reaching orgasm too early (premature ejaculation).

    In foods and beverages, clove is used as a flavoring.

    In manufacturing, clove is used in toothpaste, soaps, cosmetics, perfumes, and cigarettes." (http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/natural/251.html). Rokok disebut terakhir, karena toh, tanpa rokok kretek pun, cengkeh sudah bisa dimanfaatkan untuk banyak kebutuhan.
     
See? 


Jadi, untuk apa kita mengutuki usaha pengurangan rokok jika tanpa rokok pun kita bisa hidup, malah hidup dengan lebih sehat dan produktif? Intinya adalah buka hati, buka pikiran untuk suatu perubahan yang lebih baik dan tidak merugikan pihak lain. 

Comments

  1. Tulisan yang bagus...
    Memang perokok akan jadi sangat menyebalkan jika mengganggu orang yg tidak merokok...

    BEgitulah... Merokok masih menjadi gaya hidup keren di negara ini, memang susah dihilangkan tapi asal tidak menambah jumlah perokok itu sudah cukup :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. yup, yupp! bener bgt, g nambah jumlah perokok itu aja juga sudah cukup membantu, y.
      sipp.. :)

      Delete
  2. Yg anda tulis itu masih dengan asumsi dasar: merokok itu berbahaya. Padahal itu asumsi dasar yg harus dibongkar terlebih dahulu. Mitos bahaya rokok dibesar0besarkan utk membangun ketakutan manusia akan rokok, yg akhirnya cuma dijadikan peluang jualan obat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. lepas dari jualan obat, apakah Anda dapat membuktikan kalau rokok itu tidak berbahaya? Karena asumsi merokok itu berbahaya sudah memiliki banyak bukti.
      Dan saya garis bawahi: merokok merugikan orang lain yang harus terpapar oleh asapnya, serta residu yang tertinggal pada semua benda yang ditempeli oleh asap itu: sengaja atau tidak sengaja. Ini masalah "merugikan orang lain". Dan ingat, setiap kali Anda merokok -walau hanya seorang diri- di tempat di mana ada orang-orang lain, Anda otomatis menjadi pelaku monopoli, menjadi pihak mayor karena pembakaran rokok Anda akan menyedot sebagian besar Oksigen di ruangan tersebut. Yakinkan diri Anda pada kata hati yang mengatakan bahwa Anda harus berpihak kepada pihak minoritas. Anda tidak mau menjadi pihak mayor yang semena-mena, kan?!

      Salam kemerdekaan!

      Delete
    2. Satu hal lagi, Saudara.
      Saya lebih menghargai orang yang dengan jantan menuliskan nama diri, karena orang tua kita memberi kita nama untuk kehormatan kita. Bukankah begitu?

      Delete
  3. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

Post a Comment

Please enter ur comment here...-.~