Karena banyak juga
ternyata yang minta info tentang trip ke Dieng, dengan terburu-buru, tulisan
ini muncul di sela-sela menulis catper Gunung Buthak, hahahaa...
Untuk mencapai
Pegunungan Dieng, bisa ditempuh by bus atau by train dari Surabaya. Begini detailnya:
1. by bus - opsi 1:
- Bus Eka sampai Magelang (65.000)
- Bus kecil sampai Temanggung - sepanjang
jalan akan disuguhi pemandangan deretan gunung di kiri - kanan jalan
utama.
- Bus kecil sampai Pasar Dieng atau Museum
Kailasa.
2. by bus - opsi 2:
- Bus Surabaya - Yogya (58.000)
- Bus Yogya - Wonosobo
- Bus Wonosobo - Dieng turun di Pasar Dieng
atau Museum Kailasa
3. by train:
- KA turun di Tugu atau Lempuyangan
- Trans Yogya arah Terminal Giwangan atau
Jombor
- lanjut bus dengan pilihan 2 opsi di atas
^_^
~ Mengapa tujuannya ke
Museum Kailasa? Karena di situ ada pusat informasi mengenai Dieng, kalau kita
mau tanya-tanya.. hehehee..
~ Kompleks Pegunungan Dieng sendiri dikelompokkan dalam 2 kompleks:
1. Dieng 1, mencakup:
~ Kompleks Pegunungan Dieng sendiri dikelompokkan dalam 2 kompleks:
1. Dieng 1, mencakup:
- kompleks Candi Arjuno
- Candi Gatutkaca
- Candi Bima
- Kawah Sikidang
- Telaga Warna
- Telaga Pengilon
2. Dieng 2, mencakup:
- Kawah Sileri
- Kawah Candradimuka
- Sumur Jalatunda
- Kawah Timbang
Di luar 2 kompleks
ini, ada:
1.
Golden Sunrise
Sikunir: ramai dikunjungi, waktu untuk summit attack hanya 1/2jam
2.
Golden Sunrise Gunung
Prau: ramai dipakai untuk camping, waktu pendakian lebih lama
3.
Telaga Merdada
4.
Bukit Semurup
5.
Perkebunan Teh Tambi
6.
kompleks Goa
Nah, karena pertama
kali ke sana kami belum tau mengenai kompleks-kompleks ini, kami main gambar
saja target hari pertama dan kedua:
1. hari pertama:
- Museum Kailasa
- Telaga Merdada
- Kawah Sileri
- Kawah Candradimuka
- Sumur Jalatundo
- Kawah Timbang
- menghabiskan Sunset di Bukit Semurup
- mencari homestay di Desa Sembungan, desa
tertinggi di Pulau Jawa
2. hari kedua:
- summit attack ke Puncak Sikunir
- Telaga Cebong
- Telaga Warna
- Telaga Pengilon
- Kompleks Candi Arjuna
- Candi Bima
- Candi Gatutkaca
- Kawah Sikidang
- Telaga Menjer
- menuju Yogya atau Magelang untuk misa
minggu sore
Kenyataannya? Yahh..
enggak ada angkutan yang mau dengan itinerary kami yang rada gila-gilaan, dan
kalau jalan kaki nggak memungkinkan: jauhhh, berooo... hahahah...
Jadilah begini
perjalanan yang realisitis akhirnya:
Hari ke-1:
- 8.00 p.m. berangkat dari Surabaya. Kalau
di Purabaya penuh, bisa charter angkot ke garasi bus Mira-Eka dengan tarif
15.000 / orang.
Hari ke-2:
- 7.00 a.m. tiba di terminal Magelang
- 8.00 a.m. tiba di terminal Temanggung
- 11.00 a.m. tiba di Pasar Dieng.
- 12.00 a.m. makan siang mie ongklok di warung depan Museum Kailasa (karena ternyata museum tutup, sedang dalam perbaikan)
kompleks candi Arjuna, sedang dalam pemugaran |
- 01.00 p.m. mulai masuk kompleks Candi Arjuno, tiket masuk Rp. 10.000/orang. kompleks Candi Arjuna ternyata luas juga. Diawali dengan jalan paving cukup panjang dan bercabang-cabang, lalu masuk kompleks 3 candi seperti ini.
beberapa candi bubrah di kompleks Candi Arjuno |
sewa kuda |
- 4.30 p.m. masih bingung berkeliling mencari Candi Gatutkaca, sampai terdampar ke bibir telaga :D
perjalanan mencari "Telaga" |
Candi Gatutkaca |
- 5.00 p.m. setelah berhasil keluar dari bibir telaga tak jelas, hahaha... kami sampai juga di tepi jalan raya dan ternyata Candi Gatutkaca ada tepat di depan Museum Kailasa :p
- 5.15 p.m. kami mulai menyusur jalan, yang menurut keterangan orang sekitar, 1 jam perjalanan menuju Kawah Sikidang.
- 5.20 p.m kami melewati Candi Bima, namun karena sudah sore, kami pilih lanjut ke Kawah Sikidang. Dalam perjalanan, kami hunting informasi cara mencapai Desa Sembungan by foot, dan info yang paling jujur ternyata kami dapat dari 2 orang anak yang rumahnya di Desa Sikunang, sebuah desa di belakang Kawah Sikidang.
Kawah Sikidang |
- 5.40 p.m sampai di Kawah Sikidang.
Berkeliling dan foto-foto sebentar.
Beberapa titik uap panas yang mengepul dari Kawah Sikidang - 6.15 p.m. akhirnya setelah tawar menawar sengit dan adu kuat :D
Pipa tekanan tinggi. Ada jalan pintas penuh sampah di kanan pipa ini. |
- 07.15 p.m. sampai di Desa Sembungan. Jauh
juga ternyata, untung ngga nekat jalan kaki, bisa sampai jam 9 ini, belom
lagi kalau nyasar di jalan, wkwkwk...
gerbang masuk Desa Sembungan |
- 8.00 p.m. hunting homestay berhasil,
dapat sebuah kamar di lantai 2 dengan selasarnya hanya Rp. 200.000,
yippiee...
Kalau perlu info no kontak homestay tsb, bisa kontak saya ya.. kalau dipasang di sini, nanti dikira promosi :p
Pohon carica, kami jumpai dalam perjalanan |
- 09.30 p.m. beberapa teman ke luar hunting
produsen home industry carica, yang ternyata saudara dari pemilik homestay
kami :D pucuk dicinta, deh…
Eh
ya, saya lupa menjelaskan apa itu carica. Carica adalah buah seperti papaya,
ukurang sebesar alpukat, tetapi hanya tunbuh di dataran tinggi Dieng. Rasa
aslinya manis-manis kecut, sehingga penduduk setempat lebih memilih untuk
menjualnya dalam bentuk manisan dalam kemasan cup. Selain mengurangi rasa
kecutna, penyajian ini juga meningkatkan nilai ekonomi buah carica.
3. hari ke-3:
·
03.30 a.m. mulai
summit attack ke Bukit Sikunir. Dari homestay di Desa Sembungan, jalan tinggal
lurus sampai parkiran di samping Telaga Cebong, lalu naik tangga tanah setengah
baru yang cukup lebar. Setengah perjalanan ke atas, tangga batu berganti tanah.
Perjalanan sebenarnya bisa hanya makan waktu setengah jam tetapi karena harus
antre di tangga batu, alhasil jalan jadi sekitar 1 jam. Ini naik gunung apa
antri sembako, sih? Belum lagi ketika sampai di pondok / gardu pandang, orang
berjejal-jejal meneriaki mentari yang tak kunjung muncul. Memangnya kalau
diteriaki, mataharinya mau muncul, ya? Sableng juga orang-orang ini, termasuk
juga beberapa orang yang dengan bebalnya tetap menyalakan rokok di tengah
jejalan umat manusia berjuta ini, hadehh… ga solider banget, dehh..
Golden Sunrise di Bukit Sikunir |
Selfie dengan latar Telaga Cebong dari salah satu puncak Sikunir |
·
05.30 mentari mulai
menyembul. Silakan hunting foto dengan latar belakang
Papan tanda masuk nanjak Sikunir
|
gunung sumbing nan
cantik. Ada 3 puncak di bukit Sikunir ini, yang letaknya hanya berjarak 5 menit
masing-masing. Jangan lupa foto dengan latar belakang Telaga Cebong. Telaga
Cebong adalah telaga kecil di kaki bukit Sikunir yang di sekitarnya dijadikan
tempat parkir para wisatawan yang akan naik ke Bukit Sikunir dan warung-warung
serta villa.
·
07.30 turun bukit lalu
mandi-mandi di homestay
papan denah kompleks Telaga Wana-Pengilon |
·
09.00 mulai hiking ke
Telaga Warna-Telaga Pengilon
·
10.30 sampai di Telaga
Warna. Tiket masuk kompleks Rp. 7500 /orang.
petunjuk jalan dalam persimpangan di samping Telaga Warna |
Cukup banyak pilihan jalur untuk mengambil gambar di telaga ini, atau bisa foto bersama boneka Teletubbies atau boneka lain dalam bentuk jumbo di dekat Telaga Warna, dengan membayar jasa tukang foto polaroidnya, tapi entah berapa. Tidak ada penjual makanan di dalam kompleks ini. Jika kita ingin makan di dalam kompleks, bisa membeli dari warung-warung di area parkir di depan loket masuk atau membawa bekal dari rumah, seperti yang kami lakukan: piknik cantik :D
Tepian Telaga Pengilon |
Sayang, sampah masih terlihat bertebaran di
sekitar Telaga Pengilon, yang notabene memang kalah popular daripada Telaga
Warna yang lebih besar dan terletak lebih dekat dengan pintu gerbang utama.
Untuk view foto terbaik, Anda dapat naik Bukit Sidengkeng dengan waktu
naik-turun sekitar 1,5 jam. Waktu kami terbatas, jadi kami putuskan untuk
menuju Yogja, apalagi hujan deras turun waktu itu.
Jalur Trans Yogya di Terminal Jombor |
·
Perjalanan pulang
diawali dengan tawar menawar carter mobil untuk mengantar kami di tengah hujan
ke terminal bus Temanggung, Rp. 250.000 kalau tidak salah ingat. Dari terminal
Temanggung, lanjut bus kecil ke Terminal Jombor, lalu lanjut Trans Yogya jaur
2A sampai ke Malioboro. Mampir ke rumah nenek dari salah seorang dari kami,
lalu kami misa sore pukul 6.00 p.m. di Gereja Kidul Loji.
makan-makan.. |
- · 08.00 p.m. mampir dahulu ke House of Raminten di daerah Kotabaru, makan sedikit mewah dengan tarif yang tak mahal plus pelayanan dari para mbak-mas berpakaian kebaya cukup menghibur kami (ini makan apa nonton film, sih? Kok hiburan? :D).
· 08.30 p.m. kami bersiap di Terminal Giwangan – Yogyakarta, siap mengakhiri liburan untuk kembali menghadapi dunia nyata.
Kami masih berhutang
Gunung Prau dan kompleks Dieng 2, hmm…
Comments
Post a Comment
Please enter ur comment here...-.~