Trip ke Bukit B29 - Negeri di Atas Awan

Moment pergantian tahun selalu menjadi moment yang ditunggu-tunggu setiap orang
Terutama karena moment liburannya
Hahaha... iya kan? Jujur aja..
Tahun baru 2015 waktu itu juga demikian buat kami.
Melewatkan tahun baru di tempat yang belum terlalu hitz, baru saja mulai naik daun:
B29
Iya.. itu Bukit 2900 mdpl, disingkat B29
Letaknya di Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang

Berangkat dari Surabaya ber-6: jeng Devi, Bea, Rani, Patricia, Gandung a.k.a Wowo, dan aku. Sampai di Lumajang kami turun lalu menunggu Om Nico yang berangkat sendiri dari Blitar, baru kemudian lanjut angkot ungu ke Senduro.
Sampai di Senduro, kami dikeroyok banyak ojek yang menawarkan destinasi Gedok. Kami kebingungan. Untung, sopir angkot menyarankan alternatif lain. Maka kemudian kami mendapat tumpangan mobil dengan mengganti biaya bensin sampai Desa Arjosari.
Desa Arjosari ternyata jauh. Jadi, kalau ojek-ojek menawarkan sampai Gedog, dari Gedog ada pertigaan yang arah lurus yaitu lewat desa Gedog dan belok ke kanan menuju Desa Arjosari.
Tiba di Arjosari, kami disambut para penduduk yang ramah dan karena bapak yang mengantarkan kami termasuk terkenal, kami diajak ke rumah Pak Inggi. Pak Inggi adalah sebutan untuk kepala desa dalam bahasa daerah setempat, penduduk masih merupakan kerabat Tengger, sehingga sebagian besar juga merupakan pemeluk HIndu, meskipun sudah ada masjid besar juga di desa tersebut. Pak Inggi sendiri, yang nama sebenarnya bukan Inggi, merupakan seorang muslim.
Sudah sore saat kami tiba di sana sehingga malam itu kami numpang menginap di rumah Pak Inggi, dalam 1 kamar sementara 2 cowok tidur di ruang tengah beralaskan karpet.
pura besar di Senduro

Pukul 3.00 subuh alarm berbunyi, membangunkan kami untuk bersiap trekking menuju puncak B29.
Malas benar sebenernya, karena udara sangat dingin dan kabut masih tebal, gelap pula. Senter dan headlamp kami siapkan, lalu perlahan mulai berjalan. Sampai di batas desa, hujan mulai turun, disertai angin. Kami terpaksa membuka jas hujan sementara menepi dan menunggu Rani sholat.
DI tengah gerimis tipis, kami tetap maju perlahan sampai melewati ladang-ladang dalam tatanan terasering, di sisi kanan ada beberapa rumah dengan petunjuk dari papan kayu maupun logam "Parkir motor". Di rumah paling ujung, terpampang plang besar bertuliskan
"Selamat Datang
Di Puncak B29 Lumajang
Desa: Arjosari
Kec.  : Senduro
Kab.  : Lumajang "

foto bersama di depan basecamp sambil tunggu mie
pondok gudang
Kami lanjut melalui jalur yang lurus, hari sudah mulai terang namun kabut tak juga mau pergi. Jalanan tanah yang terguyur hujan makin licin dan kami harus lebih berhati-hati. Melalui tanjakan menikung, aku terpeleset. Ini kecerobohanku sih, hanya memakai sandal japit gabus, bukan karet. Kulepas saja sandalku supaya tidak makin licin, meskipun juga masih melipir-melipir jalan memilih yang tampak paling minim licin.
hati-hati memilih jalur

Pada tikungan di kanan jalan, tampak sebuah rumah kecil yang tua, seperti gudang penyimpanan hasil. Sebuah motor Win modif terparkir di sini. Kami berhenti sebentar untuk berfoto-foto dan minum, lalu lanjut. Tak berapa lama berjalan, kami bertemu Pak Mul dan Tito, anaknya, yang naik ojek sampai di Pondok tadi, namun kemudian turun dan ikut berjalan bersama kami. Untung juga, karena tanjakan yang licin membuat ojek susah keluar dari jebakan lubang-lubang lumpur sehingga beberapa tukang ojek harus bersama-sama menarik sebuah ojek, bergantian. Sangat worth it kalau tarifnya 75ribu pp.
Pak Mul & Tito menepi dari jalur ojek
Sampai setelah beberapa tanjakan, Rani mulai pusing. Kami buka perbekalan dan menyalakan kompor, masak seadanya untuk menghangatkan. Sepertinya, Rani tak mungkin lagi melanjutkan, tapi tak mungkin juga kami tinggal sendirian, maka aku memutuskan untuk tinggal menemani Rani, tidak muncak. Kami foto-foto dulu di sini, karena toh pemandangan kota sudah nampak juelas juga di sini. Duduk menikmati roti & minuman hangat sambil melihat para tukang ojek yg sibuk menarik ojek-ojek, serta terkagum-kagum melihat para warga desa dengan sepatu boot, sandal high heels, maupun sandal japit karet Naik dengan santai menuju puncak, bahkan anak-anak, tanpa terlihat "ngoyo", emejing  Sepertinya Hari ini Ada upacara dusun Di puncak B29. Memang, Di puncak B29 Kan Ada Pura, jadi wajar kalau para penduduk ke puncak untuk upacara keagamaan.


foto di tempat break
puncak B29
Teman-teman melanjutkan muncak, sementara aku dan Rani memilih berjalan turun menuju Pondok. Aku sarankan Rani untuk naik ojek saja turun supaya tidak makin parah pusingnya, sepertinya dia agak hypo. Setelah Rani meluncur turun menuju Basecamp dengan ojek, aku mulai berjalan pelan turun sambil menikmati pemandangan yang tadi masih tertutup penuh kabut. Sampai di pos perijinan, Rani sudah duduk di teras depan. Kami pesan mie dan teh hangat sambil menunggu teman-teman turun. Tarif harga makanan tak mahal juga, seperti harga makanan di Surabaya. Sayangnya, sampah-sampah masih dibuang ke selokan sepanjang depan rumah sehingga air hujan yang mengalir dari atas kehilangan jalur airnya dan memilih bergeser ke tengah jalan dan menyebabkan banjir.
Kira-kira pukul 9.00 teman-teman tiba dari puncak. Mereka tampak riang dan lapar, hahaha....Setelah makan dan berfoto, kami berjalan turun rama-ramai, sambil sekali dua kali berhenti foto-foto bersama lagi :D

Tiba di pertigaan Gedog - Arjosari, kami berpisah. Pak Mul menawarkan mengantarkan kami ke terminal Lumajang karena tentu saja tak ada angkot dari desa Arjosari sampai Senduro. Wah, kami nggak nolak, senang sekali. Sudah berjalan 5 menit, Nico baru ingat, bagaimana pak Mul bisa mengetahui posisi kami kalau tak ada dari kami yang menunjukkan jalan dari Gedog ke Arjosari? Maka aku berlari menyusul Pak Mul ke arah Gedog, sampai di tempat parkir mobilnya.
Di rumah Pak Inggi, kami buru-buru membereskan barang dan segera pamitan. Baru tau juga kalau anak Pak Inggi kuliah Di Malang sehingga kalau Pas libur bisa mengantar jemput tamu Yang Akan ke B29.
Kami mencatat no hp mas nya, namun Karena sudah sangat lama, sekarang entah Di mana 
beres-beres bawaan di rumah pak inggi

Comments