Candi Ijo adalah salah satu dari sekian banyak candi yang ditemukan di daerah Jawa Tengah, tepatnya di sekitar Candi Prambanan, Kalasan.
Mencoba menapak ke sana, dari pusat kota Jogja diperkirakan menempuh waktu sekitar 1,5 jam. Ternyata lebih.. apalagi di kala liburan, hmmm... sampe tidur-tidur di jalan, gaezz :D
Letaknya hampir di ujung, searah dengan Tebing Breksi. Hati-hati untuk motor atau mobil matic, tanjakan yang disikapi dengan kurang tepat bisa mengakibatkan kerusakan pada mesin Anda, seperti yang dialami mobil ber-plat F di depan kami -asap kampas rem nya sampai menimbulkan kabut untuk jalan di belakangnya- , bedanya kalau Tebing Breksi belok ke kiri, kalau Candi Ijo masih lurus naik lagi.
Tempat parkir Candi Ijo sangat terbatas, khususnya untuk mobil. Untungnya, parkiran tak jauh dari pintu masuk Candi. Di depan pintu masuk, loket pengunjung menyambut kecil, tapi tertutup oleh para pengunjung yang membludak. Hanya seharga Rp. 5000,- per orang sih, cukup murah dibandingkan Candi Prambanan maupun Ratu Boko.
Dengan arsitektur menghadap ke Barat, candi ini sangat menarik disaksikan menjelang sunset, bukan sunrise, ya.. Semu jingga di ujung barat menyembur naik mulai tepi bawah teras terbawah kompleks candi.
Pada deretan candi utama, 3 Candi perwara (pengawal) menyambut di sisi depan. Siluet bentuk candi sangat menarik.
Nama Ijo sendiri sebenarnya diambil dari nama desa tempat candi ini berdiri, dan terdapat dalam salah satu prasasti yang ditemukan oleh para ahli.
Intinya, coba main ke sini deh... Dijamin enggak kecewa, meskipun saking ramenya, kalau foto pasti terjadi kebocoran in frame :p
Candi Ijo terkenal karena ketinggiannya, bukan ketinggian bangunan candinya, tapi ketinggian dataran tempat didirikannya candi ini. Dipercayai, candi ini merupakan candi tertinggi di Jawa Tengah. Itulah mengapa candi ini sangat menarik untuk melihat pemandangan alam di bawahnya.
berfoto di teras terbawah kompleks Candi Ijo |
Letaknya hampir di ujung, searah dengan Tebing Breksi. Hati-hati untuk motor atau mobil matic, tanjakan yang disikapi dengan kurang tepat bisa mengakibatkan kerusakan pada mesin Anda, seperti yang dialami mobil ber-plat F di depan kami -asap kampas rem nya sampai menimbulkan kabut untuk jalan di belakangnya- , bedanya kalau Tebing Breksi belok ke kiri, kalau Candi Ijo masih lurus naik lagi.
Tempat parkir Candi Ijo sangat terbatas, khususnya untuk mobil. Untungnya, parkiran tak jauh dari pintu masuk Candi. Di depan pintu masuk, loket pengunjung menyambut kecil, tapi tertutup oleh para pengunjung yang membludak. Hanya seharga Rp. 5000,- per orang sih, cukup murah dibandingkan Candi Prambanan maupun Ratu Boko.
Dengan arsitektur menghadap ke Barat, candi ini sangat menarik disaksikan menjelang sunset, bukan sunrise, ya.. Semu jingga di ujung barat menyembur naik mulai tepi bawah teras terbawah kompleks candi.
Pada deretan candi utama, 3 Candi perwara (pengawal) menyambut di sisi depan. Siluet bentuk candi sangat menarik.
Nama Ijo sendiri sebenarnya diambil dari nama desa tempat candi ini berdiri, dan terdapat dalam salah satu prasasti yang ditemukan oleh para ahli.
Intinya, coba main ke sini deh... Dijamin enggak kecewa, meskipun saking ramenya, kalau foto pasti terjadi kebocoran in frame :p
Comments
Post a Comment
Please enter ur comment here...-.~