Puncak Bukit B9 Buthak Gondang Mojokerto

Bukit B9 Buthak merupakan salah satu dari sekian banyak bukit dalam jajaran Pegunungan Anjasmoro. Letak bukit B9 Buthak sendiri di daerah Gondang, Mojokerto, berdekatan dengan Watu Jengger dan Bukit Semar. Dari Bukit Semar sangat dekat malah, hanya berjarak 2 punggungan dan puncaknya terlihat jelas dari puncak Bukit Semar.

Untuk mencapai Bukit B9 Buthak, kita dapat memakai acuan Desa Blentreng pada gmaps. Titik awal pendakian dimulai dari desa tersebut, pun tempat menitipkan kendaraan selama kita mendaki. Karena Basecamp pendakian seringkali tidak ada penjaga, maka kendaraan bisa dititipkan pada rumah warga di dekat pertigaan terakhir di mana terpasang backdrop Desa Wisata Blentreng.

Sebenarnya, tak hanya pendakian Bukit B9 Buthak yang bisa dicapai dari desa ini. Ada juga wisata Desa Segaluh di mana kita bisa camping ceria di dataran atas dam samping Sungai Segaluh yang mengalir jernih mengairi sawah-sawah penduduk.
Ada juga wisata sungai, berupa arung jeram perahu kecil atau water tubing, namun belum digarap full.
Pun wisata petik buah.
Air terjun sumber gimana? Hmmm... belum tau juga..
Selain itu, ada juga Batu Payung dan Mahkota Prabu Joyobinangun. Untuk yang ini akan kita bahas pada postingan selanjutnya, ya..

Dari tempat parkir di rumah warga di sekitar pertigaan di mana backdrop dipasang, kita  perlu berjalan naik tipis-tipis pada jalan semenan sejauh sekitar 200 meter, untuk kemudian tiba di pintu ticketing atau gerbang masuk pendakian. Di sini dipasang info destinasi apa saja yang ada, tempat parkir motor berupa tanah lapang ber-atap terpal, beberapa shelter berupa bale-bale, dan WC darurat berdinding banner bekas. 
Jalur akan bercabang, ke kanan naik dan lurus turun. Oke, jangan tertipu, jalur kita turun dahulu, melewati kandang kambing, menyeberang sungai, baru naik lagi. 
Masihh di jalan semenan. Ladang penduduk tampak di kiri kanan jalan, di sela-sela nya ditanam pohon jati dan rumput-rumput seperti pecut kuda (yang daunnya bisa direbus dan diambil airnya untuk mengatasi panas dalam) dan saudara-saudara spesies nya :D
Di penghujung jalan semenan, kita akan menjumpai tanah lapang di antara pohon-pohon jati, yang bisa dipakai untuk mendirikan tenda. Ini pos 1. Bisa sekitar 3 tenda kapasitas 4 yang muat ditampung di sini, namun tak ada air. Air terdekat bisa diambil di sungai tempat kami menyeberang tadi. 
Dari pos 1, jalan sedikit lebih menanjak dengan track sedikit semen bercampur tanah. Ketika lepas dari kebun jati, jalan mulai membelah ladang penduduk, dan berakhir pada percabangan - lurus atau belok kanan menanjak. Kita pilih jalan menanjak ke kanan untuk mencapai puncak B9. 
Sabar, jalan masih tanah coklat dengan tanjakan mesra berbelok 2x sampai kemudian tiba di tanah datar di puncak bukit 1. Sebuah tempat duduk bambu - panjang dibuat menempel pada tepian pohon di sisi kanan jalan - sungguh merupakan  tempat istirahat yang menggoda. Di depannya hamparan rumput pendek.
Kami berhenti dahulu di sini untuk mengeluarkan tali rafia dan mengikatkannya pada sepatu salah satu teman yang solnya mulai menganga. Sebagian teman yang lain membuka bekal karena sudah mulai lapar setelah dihajar tanjakan pertama.

Oke, track selanjutnya ada cabang lurus melipir puncak bukit 1 atau belok kiri menuju entah ke mana. Kami pilih lurus melipir. Di belakang bukit ini, masih ada bukit ke-2 yang letaknya lebih tinggi daripada bukit pertama dan vegetasinya sudah habis tinggal rumput pendek dan tanah coklat liat saja. Di pertengahan, ada tempat duduk bambu menempel pada pohon di sisi kiri jalur. 
Sol sepatu salah satu dari kami lepas. Rafia yang tadi diikatkan pada sol dengan sepatu akhirnya menyerah juga. Maka teman tersebut memilih meninggalkan sepatunya di sana supaya nanti saat turun bisa dibawa kembali ke basecamp. Yah, sambil menunggu, kami makan-makan lagii...

Bukit ini sudah gundul, siap dijadikan lahan ladang tanam. Di depan, jalur lurus melipir puncak bukit ke-2. 
Puncak bukit ke-2 ini sendiri berupa batu-batu besar yang tersusun acak namun mengumpul. Mungkinkah ada tertinggal situs purbakala di antara batu-batu tersebut? Aku rasa begitu, hanya saja belum dieksplore. 
Di balik puncak, pemandangan sangat menyenangkan. Dataran panjang yang hanya berisi rumput-rumputan rendah - yang jika terinjak lubang-lubangnya akan keluar jangkrik dari dalamnya- dan di penghujung dataran sang puncak B9 Buthak  tersenyum menyapa dengan gagah dan manisnya :)
Yahhh... siapa tahan tak berfoto dengan senyumnya itu? Maka berhentilah kami berlama-lama di sana: foto sendiri, foto bersama, dan foto candid dengan latar belakang senyum manis sang puncak. 
Oke, perjalanan dilanjutkan. 
Ternyata jarak dari puncak ke-2 ini masih cukup jauh puncak berikutnya, puncak bukit ke-3. Jalan tanah sepanjang punggungan - yang sudah gundul dan ada bekas beberapa bibit dengan bambu penyangga tanaman yang minggu lalu ditanam oleh para pegiat alam - sampai puncak bukit ke-3. Di ujung track datar, hampir masuk tanjakan panjang,  ada bendera merah putih yang menyembul menyapa dari  sisi kiri track. Kami melipir ke sana lewat hamparan tanah sisa menanam pohon singkong. Benar, sebuah bendera dipasang di ujung track, namun tak ada plakat atau pun situs tertentu. Hanya saja, di ujung jurang ini, pemandangan di bawah bisa jelas terlihat semua dengan sangat indah, terutama saat cuaca cerah. Seekor elang nampak melintas di antara punggungan ini dengan punggungan bukit semar -elang yang gagah. 
Oke, kembali ke jalur utama dan voila, welcome to tanjakan panjang, sampai puncak bukit ke-2, dan berlanjut tanjakan curam ;) Pelan-pelan tak apa, yang penting selamat. Pada tanjakan curam, pastikan pijakan dan pegangan benar, baru melanjutkan melangkah. 
Dan yess, kita tiba di puncak Bukit B9 Buthak Jombang ! Yayyy !! 
Oh, hati-hati, lalat dan sejenis tawon atau tomcat besar sangat bersemangat di sini, dan mereka tak kenal takut! Nggir, ra minggir tabrak! Duarr.. berulang kali personil dari kami ditabrak serangga-serangga tersebut, fiuhhh... Sampai luka sih nggak, cuma kalo digigit sakit dan risih juga sih.. 
Bagi Anda yang tak tahan akan keberingasan mereka, bisa sedikit melipir ke dataran kecil di bawah puncak. Sedikit saja kok melipirnya, nggak perlu jauh-jauh, toh para kerabat serangga nggak memburu kita sejauh itu kok, nggak seperti mantan yang ngejar ke mana-mana kalo mo minta balikan #ehh #upss

Jadi, total waktu tempuh kami -dengan sangatt amat super santuy- adalah 2 jam. Padahal para pendaki lain hanya perlu waktu 1 jam untuk sampai ke sini, hihihi  -.-

Comments