Belajar Nyetir Motor

Seusai judulnya, ya aku memang belajar nyetir motor waktu itu.. di lapangan parkir kampus waktu malam. Beruntung sih kos ku waktu itu di depan kampus dan kampus kami itu lapangan parkirnya luas tapi kalau malam sepi dari kendaraan-kendaraan, terutama mobil, yang parkir. Jadii... diputuskanlah untuk belajar nyetir motor di situ aja..

Nah, belajar dari pengalaman senior ku cewek yang belajar motor hanya dengan mempelajari dari manual book, pede lah aku diajarin oleh senior cewek ini. 
Catatan pentingnya adalah: dia sudah bisa nyetir sepeda sejak kanak-kanak, sedangkan aku sama sekali nggak bisa nyetir sepeda sampai segede ini. Waktu itu aku udah lulus kuliah sih, dan sudah kerja sekitar 2 tahun. Tapi ya aku ngotot pede meskipun ga bisa nyetir sepeda, karena kan aku bisa tuh teori kesetimbangan benda tegar yang kami pelajari materinya selama kuliah (FYI: kuliahku pendidikan Fisika :D ) dan.. ada temen cowok yang meskipun belum pernah nyetir sepeda tapi bisa langsung nyetir motor dengan sukses. Bulat sudah tekad. 
Ya tiba-tiba aja harus belajar nyetir motor karena ibu ku dapat hadiah motor dari sebuah bank di mana beliau menabung. Kalau dijual sayang anget kan hadiah gitu, lagipula kalaupun dijual, hasil penjualannya belum tentu cukp untuk membeli lagi unit yang baru. 
Jadi baiklah, pilihannya ya harus bisa nyetir motor ini supaya nggak mubazir nongkrong aja di kos-an.

Malam itu, dari kos motor disetir dulu oleh seniorku, sampai masuk kampus. Setengah jalan menuju lapangan, dia mulai briefing cara-cara & trik pengoperasian motor. Masuk lapangan, posisi ganti aku yang pegang stir, dia di posisi boncengan dengan tangan masih megang stir. "Aku lepas sekarang ya, sil", katanya memberi aba-aba supaya aku siap handle stir sendiri. Dan... tak lama setelah itu, motor melaju kencang berbelok ke arah..tiang bendera >_< Alhasil, motor berhenti karena menabrak tiang bendera. Kami berdua jatuh tertindih motor, duhh.. Paha ku sampai lebam hitam selama seminggu T.T
Dan.. bapak-bapak satpam serta para cleaning service kampus jadi tau semua tentang kecjadian itu, namaku terkenal atau tercemar? hahahhahaa

Sejak kejadian itu, aku tidak percaya bahwa mengerti teori pasti bisa mempraktekkannya. Contohnya jelas, aku mengerti teori kesetimbangan benda tegar dengan baik, tapi tidak bisa dalam prakteknya. Jadi, jangan mudah percaya dulu kepada yang banyak berteori ya..belum tentu mereka praktek sesuai teori yang mereka kuasai :D
Dan sejak itu, aku memutuskan untuk tidak menyentuh motor dulu sampai bisa mengendarai sepeda dengan baik. Jadi, aku membeli sebuah sepeda mini di Pasar Krampung lalu mulai belajar mengendarai nya. Belajarnya ya di kampus lagi.. dan semua penghuni malam di kampus sudah hafal dengan muka ku sekarang, wkwkwk. Mentor belajar sepeda kali ini: ibuku sendiri, hihihi... 
Akhirnya dalam waktu sekitar 2 minggu, aku sudah bisa menyetir sepeda mini itu. Untuk menambah jam terbang, sepeda mini ini aku bawa melewati trek  jauh-jauh: ngelesi di area Kertajaya, main ke rumah dosen di daerah Puri Mas, dll.. 
Yah sempat apes juga sih. Suatu malam ketika pulang dari ngelesi dengan mengendarai sepeda, sebuah motor menabrakku. Aku sendiri tidak sadar apa yang terjadi, hanya saja merasa kalau sepeda ku jadi ringan, dan pandanganku jadi gelap. Ternyata posisi kepalaku sudah hampir menyetuh aspal jalan dan roda belakang motorku sampai tersangkut di foot step motor penabrakku. Untung juga, kalau tidak tersangkut di foot step nya, pasti penabrakku itu sudah melarikan diri. Ibu-ibu yang berjualan di pinggir jalan mengatakan kalau dia tidak berani melihat ke arah sepedaku ketika kejadian itu karena tak sanggup menahan ngeri kalau sesuatu yang berdarah-darah sampai terjadi kepadaku. Puji Tuhan aku selamat, hanya lecet dan memar parah di rongga dada. Si penabrak malah ngaku kalau tulang belikatnya retak, entahlah aku tak tau itu benar atau bohongan. 
Yang pasti sesudah itu aku agak takut mengendarai sepeda, meskipun akhirnya juga harus menghadapi kenyataan lagi, daripada nggak bisa-bisa nyetir motor, kan?!


 

Comments