Astana Mangadeg Karanganyar

Astana Mangadeg
Destinasi dadakan saat solo travelling ke Karanganyar by bus & angkot . 
Biasa, sebelum mbolang ke mana pun aku pasti sudah print peta lokasi plus semua destinasi yang mungkin dikunjungi, sekalian gitu.. (Kayak kalo kanvasing, sekalian beberapa customer yang sejalan 😁)
.
Setelah tiba di Terminal Tirtonadi subuh itu, aku langsung naik bus tujuan Karanganyar, lalu lanjut ke Candi Sukuh - yang ternyata sedang dipugar - dan Candi Cetho - membayar hutang sejak nge-Lawu Mei 2015 - lalu sebenarnya mau ke Jumog. 
Alam tak dapat diprediksi kan.. Dan hujan deras sore itu mengurungkan niat ku main ke Air Terjun. Bagaimana pun, pulang dengan selamat adalah tujuan Utama dari setiap perjalanan 😊
Jadi ku putus kan menunggu hujan reda di terminal Karanganyar, sendiri. Engga juga sih, banyak orang yang berteduh menunggu hujan seperti ku di sana. Kesempatan berbincang-bincang dengan mereka juga salah satu yang membuatku lepas dari zona nyaman & stress ku. 
Dan ketika hujan reda Sekitar 1 jam kemudian, Aku Banting setir ke Astana, yang sama sekali tidak ku pikirkan untuk ku kunjungi sebelumnya. 
Angkot terakhir ke sana berangkat pukul 3 sore, sambil menunggu orang-orang pulang dari pasar, yang lokasinya id sisi dalam terminal. Lalu untuk balik lagi ke terminal dari Astana gimana? 😁
.
.
Astana Mangadeg adalah 1 dari 3 Astana di kompleks Astana. Jarak tiap Astana jauh juga ternyata. Kalau ditempuh dengan jalan kaki makan waktu lama, belum lagi trekking ke persemayaman teratas tiap astana. 
Astana Mangadeg didirikan di atas bukit Mangadeg, di Kecamatan Matesih, dan digunakan untuk semedi Mangkunegara I, serta pemakaman raja-raja Mangkunegara. 
Meskipun usia situs sejarah ini tak setua Candi-Candi, tapi di sepanjang tepi dinding terukir babad pewayangan, yang aku tak begitu paham, dan sebuah musoleum di pertengahan jalan menuju puncak persemayaman. 
Pohon-pohon tinggi di sepanjang jalan dan kesunyian Tiga perempat jalan ke atas cukup membuat bulu kudukku berdiri beberapa kali. .
Memang, 
kesunyian terkadang amat menakutkan..
Kesunyian tak jarang menimbulkan banyak pertanyaan yang menggantung tanpa Jawaban..
.
Inspired by: ~silence~
.
.

#astanamangadeg #karanganyar 

 Astana Mangadeg (mangadeg: berdiri) adalah kompleks pemakaman untuk penguasa awal ("Mangkunagara") dan kerabat dekat (dalemPraja Mangkunegaran. Di kompleks ini dimakamkan Mangkunagara I (MN I), MN II, dan MN III; masing-masing dengan mausoleum tersendiri. Namun entah mengapa, waktu aku ke sana, hanya mendapati 1 mousoleum saja. Mungkin aku nya yang kurang cermat ya 😁



Jalan yang dilalui berupa semen dan paving. DI beberapa bagian sedang diperbaiki. Kiri - kanan jalan paving masih berupa hutan dengan tanaman yang cukup lebat. Tak heran sih, karena memang kompleks pemakaman ini berada di puncak bukit kecil (bernama Bukit Mangadeg) di kaki Gunung Lawu, di sebelah timur pusat Kecamatan Matesih. Tempat ini sendiri sebelumnya adalah tempat Mangkunagara I bersemedi pada masa perjuangannya (sebelum menjadi raja ia bernama R.M. Said).

Untuk menuju ke sana, kita bisa naik angkutan umum dengan rute sebagai berikut:

  • Solo - Tawangmangu: turun di Karangpandan
  • Karangpandan - Matesih (Astana Giribangun) dengan angkudes: turun di Astana Mangadeg
Untuk perjalanan pulang, kita harus memperhatikan jam karena sampai jam 3 sudah tidak ada angkot kembali ke Karangpandan atau ke Matesih. Alhasil, waktu itu aku terpaksa carter angkot.. belum jaman ada ojek online pula 😂

Comments