Pendakian Gunung Lorokan Desa Sendi Pacet


puncak Gunung Lorokan

sebuah pohon tumbang di camp area

Gunung Lorokan adalah sebuah puncak kecil di area Desa Sendi, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto. Letak pos perijinan pendakiannya tepat di seberang wisata WET 2 Sendi, di sisi kanan jalan. Dari warung-warung di tepi jalan, kita harus berjalan masuk lewat ladang warga sekitar 50 meter. Basecamp nya tidak besar, ada 2 bale-bale yang bisa dipakai untuk istirahat pada shelter pos dan 2 buah toilet semen di bawah. Saat hujan turun, ya mau gak mau yang di tepi bale-bale kena tampias juga sih.. karena ada sisi yang tak berdinding :D
Untuk tiketnya, 10.000/ orang dan 10.000/ motor. Kita tidak akan dibekali peta jalur di sini, hanya diberi petunjuk saja start jalurnya. 
Ada 2 jalur yang dibuka, yaitu jalur kebun dan jalur air terjun.
Saat kami ke sana beberapa waktu lalu, semua pendaki disarankan lewat jalur kebun karena jalur air terjun sangat licin sehingga berbahaya jika dilalui saat hujan. 

petunjuk lokasi pos perijinan

pos perijinan pendakian Gunung Lorokan

Lewat jalur kebun / jalur 1 diawali dengan jalur setapak lewat kebun yang kita lalui saat menuju basecamp tadi. Jika dari warung, ke basecamp arah kanan, maka ke jalur pendakian ikuti jalan setapak lurus. Kebun jalannya datar & setelah kebun pisang baru menurun, lalu kita akan bertemu dengan Pondok Mbah Jan ini. Ini rumah terakhir sebelum masuk hutan. Mbah Jan adalah warga desa Sendi yang tinggal sendirian di pondoknya, dengan mata pencaharian menanam bunga-bunga untuk dekorasi event.


Dari rumah mbah Jan, jalan makin menurun dan basah, namun masih banyak tumbuhan sehingga masih banyak pegangan. Turunan ini berakhir di sungai. Di sisi kiri sungai inilah sumber air keramat Desa Sendi. Tampilannya di sekitar sungai ini berupa seperti air terjun kecil. Air dari sumber ini juga yang menjadi air terjun besar di jalur 2/ jalur air terjun.


Dari sungai ini, di daratan seberang sudah pos 1, dengan plakat penanda pos pada pohon besar di samping sungai. Tempatnya cukup datar dan bisa untuk mendirikan sekitar 5 tenda.

Selepas pos 1, vegetasi masih pohon-pohon besar dan tanaman hutan hujan tropis lainnya. Jalannya sedikit datar lalu mulai menanjak dengan trap-trap yang cukup lebar jaraknya.

Ketika tanjakan ber-trap habis, kita sudah tiba di pos 2. Hanya perlu waktu sekitar 15-20 menit dari pos perijinan untuk sampai ke sini. Pertemuan dengan jalur air terjun ada di pos ini juga.

Nah, setelah pos 2 ini baru jalannya licin ampun-ampun.. vegetasi sudah masuk perdu dan kayu-kayu kering. Tanahnya hitam dan gembur sehingga dijamin akan menempel di alas kaki dan membuat kita bisa terpeleset sewaktu melewati titik-titik tertentu. Hati-hati mencari pegangan juga ya, karena perdu di trek ini sudah mulai berduri. 

Penanda Pos 3 dipasang pada sebuah pohon besar setelah tanjakan licin. Yah, cukup untuk beristirahat sebentar, lalu lanjut ke tanjakan berikutnya. Tanjakan yang paling aku ingat adalah tanjakan Raisa 025, sudah sangat dekat dengan puncak. 


Di akhir tanjakan, kita sudah sampai di titik tertinggi, tapi masih ada dataran lain di seberang. Dari sini, lampu-lampu kota sudah terlihat indah berkelip-kelip. Maju sedikit dari puncak ini, kita menjumpai pohon tumbang yang disusun menjadi bale-bale. Belum ada tenda yang didirikan di sini, sepi.. 
Dataran selanjutnya ya hanya menyusuri punggungan ini, tapi tidak lebih tinggi dari dataran tempat kita pertama sampai setelah tanjakan Raisa tadi, malah cenderung turun. Mulai banyak tenda yang berdiri sepanjang punggungan, tapi kami belum juga menemukan di mana plakat puncak berada. Nahh, di akhir turunan punggungan inilah plakat Gunung Lorokan 1100 mdpl dipasang. View dari sini memang paling terbuka dan bagus, karena langsung dapat memantau pemandangan lampu kota dan Pegunungan Anjasmoro di sisi kiri serta Gunung Penanggungan di sisi kanan. Top lah..
Sayangnya, saat mau mengambil foto dengan view itu di pagi hari, kabut tebal sudah menutup lagi sehingga kami cuma mendapat view dinding putih T_T
Total perjalanan kami sampai puncak hanya 45 menit dengan beban full keril. Cepet banget kan untuk ujuran gunung dengan view cantik kayak gini? 





Comments