Pendakian Gunung Penanggungan via Tamiajeng sering juga disebut sebagai pendakian via UTC (Ubaya Training Center) karena memang letak pos perijinannya bersebelahan dengan UTC di Desa Tamiajeng.
Untuk mencapai pos perijinan ini, kita bisa naik kendaraan pribadi dengan patokan Pos Polsek Trawas, lalu masuk ke gang di sampingnya. Dari jalan masuk tersebut, kita masih harus terussss.. menyusuri jalan aspal yang panjang dan menanjak, sampai tiba di ujung jalan tersebut. Di ujung, kita akan menjumpai bangunan dengan pagar tembok yang cukup luas dan jalan semen di sampingnya. Ini yang disebut UTC. Ikuti saja jalan di samping UTC tersebut, sampai kita tiba di bangunan kayu di ujung jalan, yang merupakan pos perijinan. Jangan kuatir, ada spanduknya kok di jalan depan pos perijinan / basecamp.
Untuk pendakian, kita diwajibkan menuliskan nama ketua rombongan, nama anggota kelompok, dan membayar tiket pendakian. Dulu disertai juga dengan trash bag untuk membawa turun sampah kita, tetapi sekarang sudah tidak lagi.
Di jalur ini, seperti jalur-jalur pendakian Gunung Penanggungan yang lain, tidak ada sumber air. Jadi kita harus membawa air sendiri dari pos perijinan atau bisa membeli air kemasan di warung di pos 2 nanti. Sebagai informasi, pos perizinan dianggap pos 1. Di sini, selain ada loket pendaftaran, juga ada warung kopi dan toilet.
Menuju pos 2, kita perlu berjalan melewati jalan berbatu-batu yang cukup lebar -selebar sebuah mobil- dan menanjak tipis-tipis. Sisi kanan kiri jalan masih merupakan ladang penduduk. Di pos 2, sebuah warung yang cukup besar menanti. Kita bisa mendirikan tenda di depan warung atau sekedar duduk-duduk santai di shelter di depannya. Cukup luas kok, bisa untuk putar balik mobil segala, dan memang di sini tempat terakhir yang bisa dijangkau mobil.
Dari pos 2, jalan lebih menanjak dan tidak selebar tadi lagi. Kini baru mulai memasuki hutan dengan jalan setapaknya. Pos 3 berjarak sekitar 40 menit perjalanan dan terdapat shelter kecil.
Lanjut ke pos 4, dengan vegetasi yang masih sama, kemiringan makin tinggi, kita bisa mencapai pos 4 dalam waktu sekitar 45 - 60 menit. Masih ada shelter berdinding kayu juga di pos 4.
Sekarang tinggal menuju puncak bayangan, lalu menuju puncak. Yak, jalannya menjadi lebih sulit karena pohon di jalur sudah makin jarang dan makin miring. Jangan menyerah ya.. puncak bayangan dengan view pemandangan di bawah sudah menanti. Ketika vegetasi berubah menjadi ilalang dan rumput, artinya puncak bayangan sudah semakin dekat.
Di puncak bayangan, dataran cukup lapang. Udara menjadi lebih dingin dan kabut bisa saja menutup puncak setiap waktu. Kebanyakan pendaki memilih mendirikan tenda di sini lalu keesokan harinya baru melanjutkan untuk muncak / summit. Tapi kalau teman-teman berniat begitu juga, siap-siap bising oleh keramaian tenda-tenda sebelah yaa.. hahaha.. Kami waktu itu sih pilih lanjut muncak lalu camp di kawah purba di balik puncak. Ya resikonya, semua beban full carrier harus dibawa muncak, hahaha..
Dari puncak bayangan ke puncak sejati inilah perjuangan sesungguhnya. Kalau sekarang sih sudah enak ada tali pegangan untuk membantu naik atau turun. Kalau dulu yaaa.. wasalam deh kalo lari-lari turun dari puncak, siap rem blong dan jatuh dengan kepala duluan aja. Jadi memang kudu ekstra hati-hati. Jalurnya sudah berupa pasir halus yang kalau diinjak pasti merosot, mirip di Semeru, tapi masih lebih kejam di sana.. julukannya aja miniatur Semeru, ya mirip-mirip lah yaa..
Sebelum sampai puncak, kita bisa meredakan capek dahulu di Watu Garuda. Yup, view di sini dijamin bikin kita rindu gunung.. Di belakang Watu Garuda, terdapat sebuah gua yang biasanya dipakai berteduh darurat oleh para pendaki ketika tiba-tiba hujan turun atau panas sangat terik.
Dari Watu Garuda, puncak sudah tidak jauh, hanya saja medannya curam dan berbatu-batu. Di puncak, angin sangat kencang. Untuk bersembunyi sementara, bisa masuk ke lubang di dekat puncak, atau segera turun ke kaldera di sisi balik dari arah kita naik.
Comments
Post a Comment
Please enter ur comment here...-.~