Melanjutkan
tulisanku terdahulu: pindah-tempat-nyoblos
ternyata untuk pindah tempat nyoblos tak semudah itu. Aku sedikit kecewa, agak
banyak sih sebetulnya, karena tak sesuai dengan yang diiklankan &
diberitakan di media massa. Kalau aku seorang customer, aku akan merasa
dibohongi, semacam iklan Pulsa internetan gratis setahun tapi syarat dan
ketentuan yang ditulis pada footnote harus dipenuhi. Kinda..
Singkat
cerita, tgl. 27 Maret 2014 yang lalu, sekitar pukul 9.45, aku ke KPU Kota
Surabaya untuk mengajukan permohonan melakukan pileg & pilpres di Surabaya.
Waktu itu, aku sudah mengisi form A5 dan membawa KTP asli & copy. Ibu yang
menerima mengatakan bahwa nanti akan dihubungi oleh PPS setempat untuk memberitahu
TPS aku nanti.
Sore,
pukul 5.54 - 5.55 p.m. aku menerima SMS berikut di
no yang aku tulis di form A5:
"Mohon
maaf,memberitahukan kepada Bapak,Ibu,saudara, yg sudah mengurus A5 atau yg
bElum mengurus A5,persyartan adalah,Foto copy KTP, sudah terdaftar didae rah
asal,kalau yg keterangan kerja atau sekolah harus memintak surat keterangan
dari tempat kerja atau dari sekolah atau kampusnya,trimakasih,atas
perhatianya,mohon maaf. " (dikirim dari no 082230266507)
Pesan
ini aku copy langsung dari smsnya. Apa ini dari PPS? Tapi kok no nya biasa
& bahasanya kacau balau? Ambigu pula. Bagaimana ini kebenarannya, ya? Dan
persyaratannya benar hanya KTP & copy-nya seperti tertulis di Jawa Pos
beberapa waktu lalu kan? Di iklan televisi, di mana seorang Ibu boz muda diingatkan
oleh drivernya untuk melaksanakan hak nyoblosnya, juga dikatakan "cukup
datang ke PPS dengan membawa KTP".
Untuk
mengetahui kebenarannya, akhirnya aku menanyakan kepada seorang teman, yang kebetulan
men-share tulisan aku di timeline jejaring sosialnya dan di-tag-kan dengan
Ketua Kohati HMI yang disebutkan di dalam artikel Jawa Pos tersebut, melalui
thread jejaring sosialnya dan kemudian dijawab dengan men-tag ke seorang
kenalannya dari KPU. Aku hubungi teman dari teman tersebut via message jejaring
sosial dan dijelaskan kalau prinsipnya, perlu alasan mengapa kita harus pindah
tempat nyoblos. Katanya, kalau sudah ada KTP dan KTM saja sudah cukup, tapi
karena aku sudah bekerja maka aku disarankan untuk menghubungi teman dari teman
dari teman aku tersebut (ruwet ya?). Dalam message tersebut, aku sampat
mempertanyakan mengapa Ibu yang menerima dokumen fotocopy KTP & form A5 aku
tidak menyampaikan hal tersebut dan jawabannya "Mungkin staff kurang faham".
Ouemjii....
Aku
hubungi Bapak teman pangkat 3 dari teman aku tersebut via telp, dan menjelaskan
singkat masalahnya. Bapak tersebut berjanji akan memberitahu kemudian karena
beliau sedang berada di jalan.
Sekitar
1 jam kemudian, Bapak tersebut menelepon balik, dan menyatakan kalau sebaiknya
disertakan surat keterangan kerja. Meskipun ada kata "sebaiknya"
ternyata yang dimaksud adalah wajib. Aku masih tidak terima, ada kemarahan dan
kekecewaan dalam hatiku, yang aku sendiri
masih sulit menerjemahkan saat itu, tetapi aku utarakan dengan pertanyaan yang
semacam tawar-menawar. Di akhir percakapan, Bapak tersebut bilang, "Mbak
ini diberi kemudahan kok malah nawar-nawar", dan itu cukup menyakitkan
buat aku, aku merasa itu hak aku dan beliau adalah pelayan publik, kok gitu
jawabannya? Dan akhirnya membuat aku tak mengucapkan terima kasih karena aku
tak ingin mengatakan sesuatu yang tidak tulus dari hati aku.
Setelah
aku cerna baik-baik, perasaan berkecamuk tak jelas saat aku menerima info dari bapak
anggota KPU karena merasa terbohongi, seperti yang aku utarakan pada awal
tulisan ini. Sempat terbersit pertanyaan ini:
- Siapa sebenarnya yang salah memberi informasi? wartawan Jawa Pos atau pihak KPU?
- Kalau memang pihak Jawa Pos, mengapa di iklan televisi juga serupa?
- Bagaimana para pemilih lain yang juga membaca atau melihat iklan yang sama dengan ku?
- Apa motif di balik penyembunyian, atau mungkin pemangkasan, informasi ini?
Dan sekarang aku lebih susah
mempersuasi orang yang berkeinginan untuk golput saja karena susahnya prosedur
pindah tempat nyoblos dan karena rumah yang tidak bisa mudik, atau sangat
membikin capek perjalanan pp mudiknya, karena ke-tidakkonsisten-an informasi
yang diberitakan di masyarakat dengan kenyataan yang harus dilaksanakan.
Beruntung aku orang yang keras
kepala untuk mencapai sesuatu dan beruntung aku punya teman yang punya banyak
referensi. Bagaimana jika aku hanya orang biasa yang pasif dan tidak punya
keinginan kuat untuk ikut menentukan nasib negeri ini di masa depan? Aku pasti
akan jadi golput saja.. selain alasan-alasan lain yang melatarbelakanginya, dan
akan aku bahas dalam posting selanjutnya.
So, teman.. jangan mudah menyerah,
ya.. dan jangan mudah kecewa, kalau kita mau perubahan.
I really love your website.. Great colors & theme.
ReplyDeleteDid you make this website yourself? Please reply back
as I'm hoping to create my own personal site and would love to learn where you got this from or what the theme is named.
Thanks!
Also visit my weblog :: jual geogrid biaxial